Membahas takdir jodoh menurut Islam bagi sebagian orang kelihatan rumit. Ini bisa disebabkan karena kurang membaca atau mendengar penjelasan yang benar atau pernah membaca penjelasan seperti ini tapi apa yang dibaca bertele-tele dan bahasanya terlalu tinggi.

Berangkat dari alasan itu, kami akan berusaha menjelaskan jodoh menurut Islam pilihan atau takdir secara sederhana agar gampang dimengerti. Hal ini karena banyaknya yang bertanya, apakah jodoh itu takdir menurut Islam atau pilihan?

Berbicara tentang  jodoh, manusia pada umumnya berbeda pendapat. Setidaknya ada dua pemahaman yang muncul. Pertama, jodoh itu sebuah takdir artinya manusia tidak bisa memilih karena Allah telah menetapkan. Kedua, jodoh itu adalah sebuah pilihan, manusia memiliki pilihan untuk menentukan jodohnya.

Dua pemahaman yang bertolak belakang inilah yang kadang membuat sebagian orang bingung, “Jodoh itu takdir atau pilihan menurut Islam?”

Agar dapat memahami konsep jodoh menurut Islam, kita akan merujuk kepada dalil-dalil yang ada. Dari dalil dalil yang ada kita nantinya bisa memahami bagaimana jodoh menurut Alquran maupun dalam hadits.

Takdir Jodoh Menurut Islam

Secara umum, tidak ada kata jodoh dalam Islam. Di dalam Alquran hanya dikenal kata pasangan yang merujuk kepada suami atau istri.

Jika kembali kepada pengertian bahasa Indonesia, maka jodoh diartikan sebagai “pasangan yang cocok” bagi pria atau wanita.

Jadi mungkin pertanyaan yang lebih tepat sebenarnya adalah, apakah suami atau isteri kita nantinya sudah ditakdirkan/ditetapkan oleh Allah swt atau manusia bisa memilih?

Tempatkan Dalil Ayat Alquran Sesuai Maksudnya

Orang yang memahami bahwa jodohnya adalah takdir – sudah ditetapkan oleh Allah – menganggap bahwa dalil ayat Alquran tentang jodoh adalah sebagai berikut.

1. Surah An Nahl ayat 72
“Allah menjadikan bagi kalian isteri-isteri dari diri kalian dan menjadikan bagi kalian dari isteri-isteri kalian itu anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?.” (QS. An-Nahl [16]: 72)

Apa maksud ayat tersebut di atas?

Redaksi ayat yang artinya “Dia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari diri kalian sendiri” maksudnya adalah: Dia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri.

Hal ini sebagaimana penjelasan Imam Ibn Katsir, terkait ayat di atas.

Allah swt menyebutkan nikmat-nikmatNya atas hambaNya, bahwa Dia telah menciptakan bagi mereka dari diri-diri mereka isteri-isteri dari jenis dan bentuk mereka. Jika saja Dia ciptakan isteri-isteri mereka tersebut dari jenis lain, niscaya tidak akan tercapai ketenangan, cinta, dan kasih sayang. Akan tetapi merupakan rahmat Allah swt menciptakan keturunan Adam (dalam bentuk) laki-laki dan perempuan, dan menjadikan yang perempuan sebagai pasangan bagi yang laki-laki. (Tafsir Ibn Katsir, vol IV, hlm 586).

2. Surah Ar Rum ayat 21
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari diri kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum [30]: 21)

Terus, dalil yang di atas apa maksudnya?

Perlu diketahui bahwa Allah swt telah menciptakan ibunda Hawa’ dari bagian tubuh nabi Adam as yaitu tulang rusuk sebelah kiri, dan sekaligus Allah swt menetapkannya sebagai jodoh (red: pasangan hidup) beliau.

Hanya saja, tidak berarti setiap wanita yang datang berikutnya juga diciptakan dari hal serupa, sehingga menganggap pasangan atau jodoh mereka adalah laki-laki pemilik tulang rusuk yang darinya mereka diciptakan. Penciptaan dari tulang rusuk tersebut hanya terjadi pada Hawa’, berdasarkan ayat:

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa- [4]: 1).

Nah, sampai pada bagian ini yakni dari dali ayat Alquran dapat kita pahami bahwa takdir dan jodoh menurut Islam itu adalah sebuah pilihan bagi anak cucu Adam.

Dalil Hadits

Hadist tentang jodoh malahan tidak menunjukkan bahwa jodoh atau pasangan hidup kita nantinya juga telah ditetapkan, ditakdirkan dan tidak ada campur tangan manusia memilih

Orang yang memahami jodoh itu ditakdirkan atau dipilih oleh Allah SWT beranggapan karena memahami hadist tentang ajal, rezeki, amal perbuatan, dan bahagia atau sengsara di dunia tidak disebutkan di situ ketetapan jodoh atau pasangan.

”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya…” [Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim]

Islam Memberikan Pilihan bagi Manusia Memilih Jodohnya

Konsep jodoh menurut Islam ternyata memberikan pilihan bagi manusia untuk memilih jodohnya. Hal ini setidaknya bisa kita pahami berdasarkan pada ajaran-ajaran Islam sebagai berikut ini.

1. Anjuran Menikah bagi yang Mampu dan Larangan Hidup Membujang
Berikut adalah dalil yang menunjukkan bahwa jodoh (pasangan hidup) adalah perkara ikhtiyari (pilihan manusia), bukan merupakan qadha’  (takdir) Allah swt, kecuali pasangan Adam as dan Hawa di atas.

Nikah adalah amal shalih, syara’ memerintahkan kepadanya dan melarang dari ber-tabattul (sengaja membujang selamanya)

Dari Ubaid bin Sa’ad, Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang menyukai fitrahku hedaknya ia bersunnah dengan sunnahku, dan termasuk sunnahku adalah menikah.” (HR. Abu Ya’la – Husain Salim Asad: rijalnya terpercaya)

Dari Abdullah bin Mas’ud ra, Rasulullah saw bersabda: “Wahai para pemuda, siapa-siapa di antara kalian yang mampu ba’ah (memberi tempat tinggal) hendaknya ia menikah, sungguh nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan siapa-siapa yang belum mampu ba’ah maka hendaknya ia berpuasa, sungguh puasa itu akan menjadi perisai baginya.” (Muttafaq ‘Alayh – lafazh milik Muslim)

Baca jugaBegini Tata Cara dan Syarat Nikah di KUA

2. Memilih Jodoh dengan Beberapa Kriteria: Memilih Karena Agama Diutamakan
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “Seorang wanita itu dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena garis keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah yang baik agamanya maka engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini termasuk dalam hadist tentang jodoh yang sering kita dengar. Secara jelas bahwa dalam memilih jodoh terdapat beberapa pertimbangan, sedangkan jodoh dalam Islam diutamakan memilih berdasarkan kebaikan agamanya.

3. Anjuran Memilih Wanita yang Subur lagi Penyayang
Dari Anas bin Malik ra; adalah Rasulullah saw memerintahkan untuk ba’ah (kemampuan memberi tempat tinggal) dan melarang perbujangan dengan larangan yang keras, Beliau bersabda: “Nikahilah wanita yang penyayang dan subur (karena) aku akan melebihi para nabi (jumlah umatnya) di hari kiamat kelak.” (HR. Ahmad bin Hambal – Syu’aib Al-Arna’uth: sanadnya kuat)

4. Adanya Ajaran Poligami
Islam juga mengatur tentang poligami, seorang suami boleh memiliki lebih dari satu istri dan maksimal memiliki 4 orang istri.

Andai jodoh (pasangan hidup) itu sudah ditetapkan (ditakdirkan) Allah SWT, maka logikanya tiap orang hanya memiliki satu jodoh saja. Anggaplah kalau ia berpoligami, maka sama saja ia mengambil jodoh orang lain. Atau anggapan lain, jika seorang pria misalnya sudah ditetapkan, ditentukan (ditakdirkan) Allah memiliki 4 jodoh (pasangan hidup) sekaligus, maka jika seorang suami tidak berpoligami sama saja artinya akan ada tiga wanita yang tidak memiliki jodoh nantinya.

Jadi dengan melihat pada ajaran bolehnya berpoligami ini menandakan bahwa jodoh merupakan pilihan manusia, bukan sebuah takdir.

“dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS. An-Nisa [4]: 3)

5. Bolehnya Menikah Lagi Jika Suami atau Istri Meninggal
Bolehnya seseorang menikah lagi jika si suami atau si istri meninggal dunia menandakan bahwa jodoh (pasangan) itu merupakan sebuah pilihan.

Karena, jika jodoh itu telah ditetapkan oleh Allah SWT maka tentunya hanya akan ada satu pilihan bagi pria atau wanita yang ditinggal mati oleh istri atau suaminya yakni, tidak boleh menikah lagi karena jodohnya sudah “habis”.

Lainnya32 Kata Bijak untuk Suami Tersayang yang Romantis

Sikap Kita terhadap Jodoh

Dari dalil – dalil yang ada, kita bisa mengetahui bahwa jodoh menurut Islam merupakan sebuah pilihan. Jodoh bukan sebuah takdir yang ditetapkan oleh Allah SWT, manusia bebas memilih dengan siapa dia akan menikah.

Oleh sebab itu, setiap muslim dan muslimah yang ingin memilih dan mencari jodoh sebagai pasangan hidup harus memperhatikan hal-hal berikut:

  1. Memilih pasangan berdasarkan kriteria yang diutamakan Islam yakni yang baik agamanya.
  2. Jika sudah kemampuan menikah, maka segeralah untuk menikah. Menikah adalah sunnah baginda Rasulullah Muhammad SAW, larangan untuk hidup membujang dan kegembiraan Rasulullah SAW jika memiliki ummat yang banyak di Yaumil Akhir.
  3. Menjaga diri dari kemaksiatan sebelum masa bertemu dengan jodoh (pasangan) itu datang. Menjaga diri dari kemaksiatan termasuk zina dan pacaran merupakan cara untuk memantaskan diri. Ingat bahwa jodoh yang baik hanya akan didapatkan jika kita berusaha menjadi lebih baik terlebih dahulu.
  4. Senantiasa berharap kepada Allah, berdoa kepadanya dengan doa meminta jodoh, dan berpikir positif dengan keadaan yang ada.
  5. Bagi wanita muslimah, tidak ada larangan dalam Islam bahwa wanita yang terlebih dahulu menyatakan maksud atau melamar kepada pria yang dianggapnya baik sesuai dengan poin pertama di atas.

Kesimpulan:

Berdasarkan apa yang telah kita bahas di atas mengenai takdir jodoh menurut Islam, maka dapat kita menyimpulkan beberapa hal, diantaranya:

  1. Jodoh atau pasangan hidup berupa suami atau istri merupakan hal yang bisa dipilih oleh manusia.
  2. Jodoh yang telah ditakdirkan atau dengan kata lain telah ditetapkan oleh Allah berdasarkan dalil yang ada menunjukkan itu berlaku pada nabi Adam dan istrinya.
  3. Membahas jodoh menurut Islam, kita harus merujuk kepada dalil yang ada disertai dengan penjelasan dan pembahasan dari hadist, para ahli tafsir dan pendapat para ulama.
  4. Manusia bebas boleh memilih jodohnya, oleh sebab itu manusia harus berusaha mencari jodoh yang terbaik. Jodoh yang baik tidak berarti mencari orang yang sempurna. Jodoh yang baik adalah jodoh yang sesuai dengan anjuran Islam yakni yang baik pemahaman agamanya.
  5. Di hari kiamat, manusia akan bertanggung jawab terhadap pilihan jodohnya (pasangan) di dunia. Oleh sebab itu seorang suami harus membimbing dengan baik istrinya. Sebaliknya istri harus taat kepada suami selama bukan dalam hal kemaksiatan.
  6. Bagi yang belum menikah atau bertemu dengan jodohnya maka perlu khawatir. Tetap berusaha mencari jodoh yang baik, berpikir positif, berprasangka yang baik kepada Allah, tetap berharap dan bersemangat, perbaiki diri, perluas pergaulan, dan tetap berdoa kepada Allah dengan doa minta jodoh.
  7. Jangan karena khawatir dengan jodoh, kita mengambil cara-cara yang tidak dibenarkan dalam Islam untuk mendapatkan jodoh seperti dengan berpacaran. Islam mengajarkan kita untuk berta’aruf untuk mengenal calon pasangan. Pelajari cara-cara berta’aruf yang benar dalam Islam.

Semoga bahasan kami bisa dipahami ya. Dari sini anda sebenarnya akan sadar dan paham mengapa misalnya seorang suami dan istri yang telah lama menikah bisa bercerai dan kemudian memutuskan menikah lagi atau kenyataan pergaulan remaja yang pacaran udah bertahun tahun kemudian kandas.

Anda mau tahu bagaimana 11 ciri-ciri atau tanda-tanda jodoh terhadap seseorang, silahkan cek disini.

Demikianlah, semoga dalam mencari jodoh atau pasangan kita bisa mengikuti petunjuk di dalam Islam dan menghindari cara yang salah dalam meraih jodoh.