nasehat pernikahan almarhum uje

Nasehat pernikahan biasanya disampaikan dalam bentuk khutbah pernikahan atau ceramah pernikahan pada prosesi akad nikah. Nah, nasehat pernikahan ini bertujuan untuk saling mengingatkan satu sama lain terutama bagi mempelai agar siap memasuki bahtera rumah tangga.

Sahabat, perlu dipahami kembali bahwa kehidupan rumah tangga merupakan kehidupan yang kompleks. Sehingga membutuhkan persiapan dan mental untuk menghadapinya.

Nasehat pernikahan ini setidaknya juga akan memberikan gambaran lebih jauh tentang tujuan pernikahan dan memberikan gambaran pada kedua mempelai bahwa berumah tangga tidak selamanya dipenuhi kebahagiaan, tetapi juga akan diselingi dengan sesuatu yang tidak mengenakkan (suka duka bisa silih berganti).

8 Butir Nasehat Pernikahan

Nah, pada tulisan ini akan menyampaikan kembali nasehat pernikahan almarhum uje (Alm. Ust Jefri Al Buchori) yang pernah beliau sampaikan.

1. Pernikahan itu adalah Sebuah Ibadah

Pernikahan adalah sebuah ibadah maka harus dibangun dengan niat yang benar. Kenapa harus dibangun dengan niat yang benar?

Karena apa pun yang muncul karena ibadah maka setan tidak akan senang. Setan akan menggoda manusia kalau itu menyangkut ibadah kepada Allah. Nah, yang tidak digoda setan itu adalah mereka yang tidak ibadah (taat) kepada Allah.

2. Sadar Syahwat

Ketika seorang laki-laki sadar bahwa syahwatnya (gharizatun nau, naluri melanjutkan keturunan) sudah sangat luar biasa, perempuan pun sama. Maka Allah SWT tidak menginginkan manusia seperti binatang.

Disini, Allah memuliakan manusia dengan pernikahan. Bukan pernikahan yang main-main, tetapi pernikahan yang disaksikan oleh Allah SWT. Firman Allah SWT, dan segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS 30: 21)

Pernikahan disebut sebagai mitsaqan ghalizah (perjanjian yang kuat dan sangat berat). Dalam Al Quran, kata Mitsaqon Ghaliza hanya disebutkan tiga kali, yaitu:

  • ketika Allah SWT membuat perjanjian dengan para Nabi dan Rasul Ulul Azmi [QS. Al-Ahzab: 7]
  • ketika Allah SWT mengangkat Bukit Tsur di atas kepala Bani Israil dan menyuruh mereka bersumpah setia di hadapan Allah [QS. An-Nisa: 154],
  • ketika Allah SWT menyatakan hubungan pernikahan [QS. An-Nisa: 21].

3. Datangi Orang Tua / Wali Perempuan

Ketika seorang pemuda datang kepada orang tua calon mempelai wanita (red: melamar, baca juga: Ini Cara Melamar Wanita (Khitbah) dalam Islam) untuk menyatakan maksud untuk menikah, meminta izin untuk menikahi putrinya.

Laki-laki terbaik datang ke rumah calon mertua. Laki-laki yang baik dan membuktikan cintanya kepada wanita yang dicintainya, maka ia akan datang kepada orang tua si wanita. Ia akan datang kepada calon mertua, lalu bagaimana?

Ia akan pasang muka baik-baik dengan calon mertua. Lalu dia mengutarakan maksud atas dasar ibadah kepada Allah karena takut jatuh kepada kemaksiatan kepada Allah.

Namun harus diperhatikan, bukan sekedar meminta tetapi dengan tanggung jawab. Kenapa harus meminta dengan tanggung jawab. Karena seharusnya cinta itu melahirkan kasih sayang.

4. Pacaran Itu Tidak Sehat

Zaman sekarang, cinta bukan lagi melahirkan kasih sayang, tetapi melahirkan kasih syahwat. Ini tidak lain, karena cinta mereka dijalani dengan melakukan pacaran. Padahal, pacaran adalah bagian dari sesuatu yang mendekati zina. Firman Allah SWT:

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (al-Israa’: 32).

Menarik lainnya: Masih Pacaran? Ini Hadits yang Melarang Pacaran

Pacaran bukan ibadah. Maka saat dia datang melamar, maka dimotivasi karena dia ingin ibadah dengan menikah.

5. Orang Tua: Jangan Sungkan Menerima Menantu Pengangguran

Tidak boleh melihat manusia hanya pada hari ini (sekarang). Apa yang kita lihat hari ini, belum itu menjadi masa depan kita. Kita harus meyakini akan janji Allah SWT bagi pemuda yang menikah akan ditolongNya.

Ada tiga golongan yang berhak mendapat pertolongan dari Allah; Mujahid di jalan Allah, Mukaatib yang ingin melunasi utangnya, dan orang yang menikah supaya terjaga dari maksiat“. [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Jika ada seorang pemuda meminang, kemudian orang tua menolak pemuda tersebut hanya karena alasan ekonomi (penggangguran). Maka dalam nasehat pernikahan Alm Uje menyatakan bahwa orang tua tersebut adalah orang tua yang picik. Kenapa?

Karena tipe orang tua seperti itu hanya melihat hari itu, seakan dia tidak punya Allah. Bahwa hari masa depan adalah milik Allah. Picik pandangan orang tua jika menolak.

Kewajiban orang tua hanya mensupport anak-anaknya. Berkewajiban mendukung anak-anaknya bahwa hidup kita tidak dilihat di masa kini saja. Sekarang kita boleh bahagia karena kita berada bersama orang tua kita yang masih kaya, tetapi besok-besok semisalnya orang tua kita meninggal maka harta itu tidak lagi menjadi milik kita.

Dan kalau kita punya (menerima warisan), maka kekayaan itu bukan hasil kerja keras kita.

6. Suami Istri Saling Menuntun

Nasehat pernikahan bagi wanita menurut almarhum uje salah satunya adalah saling menuntun satu sama lain. Istri berani menuntun istri begitu pun dengan suami.

Dituntutnya bukan berdasarkan hawa nafsu. Dituntun dengan Alquran, hak dan kewajiban istri menurut Alquran, menurut hadits atau yang sejalan dengan Islam.

Suami menuntun dengan kebaikan demi kebaikan. Hak seorang istri diperhatikan berdasarkan kacamata agama, berdasarkan apa yang di dalam alquran dan hadits

7. Tuntunan Meletakkan Cinta

Mencintai orang membuat semakin cinta dengan Allah, itulah yang akan baik dengan kita. Mengapa?

Ditangan yang sholeh, maka sesalah apa pun wanita tersebut maka dia tidak akan dizhalimi. Kalau pun ia (pria, suami) marah, maka marahnya karena Allah, pun begitu bencinya karena Allah.

Pun sebaliknya, ketika seorang pria berkesempatan menikah dengan wanita shalihah. Seorang wanita muslimah shalihah pun begitu. Ditinggal tidak akan membuat suami was-was karena dia amanah

Coba perhatian tentang hadits tentang istri yang amanah di bawah ini. (Baca juga: 13 Kumpulan Hadits Tentang Wanita)

Maukah aku beritahukan kepadamu tentang sebaik-baik harta pusaka seseorang? Yaitu wanita shalehah yang menyenangkan jika dipandang, yang taat padanya jika disuruh, yang bisa menjaganya jika ditinggal pergi.” (HR. Abu Daud dan al-Hakim dari Umar ra.)

8. Menikah Salah Satu Cara Membahagiakan Orang Tua

Di akhir ceramah nasehat pernikahan, Alm. Ustadz Uje menyampaikan agar pemuda bersegera menikah untuk membahagiakan orang tuanya. Pertimbangkan kalau orang tua kita sudah mulai tua, dan ditambah dengan dorongan syahwat yang semakin kuat. Maka bersegeralah menikah.

Bayangkan bagaimana melihat orang tua bahagia meneteskan air matanya karena melihat anaknya bahagia, dengan pernikahan – dengan pasangan yang dicintai.

Jangan lupa baca: 7 Nasihat Pernikahan agar Diridhai Allah SWT

Demikianlah 8 butir nasehat pernikahan almarhum uje yang pernah disampaikan oleh almarhum Ust Uje. semoga menambah pengetahuan dan pemahaman kita, agar bahtera rumah tangga yang akan dilalui mampu dihadapi dengan baik.