Setiap pasangan yang sudah menikah pasti mendambakan memiliki rumah tangga yang bahagia dan dipenuhi dengan keberkahan. Untuk mencapai rumah tangga bahagia tentunya mengalami proses yang tidak mudah. Pasangan suami istri akan mengalami lika-liku dan berbagai problematika dalam rumah tangganya. Pasalnya kebahagiaan rumah tangga bukanlah hasil yang diraih secara tiba-tiba, melainkan telah melalui tahapan yang kerap mengalami jatuh bangun.
Perasaan cemburu, perdebatan, pertengkaran dan perselisihan adalah bumbu-bumbu kurang sedap yang akan mengiringi perjalanan rumah tangga. Dalam perjalanan berumah tangga, adakalanya baik suami maupun istri berada pada titik bosan dan membutuhkan sesuatu yang baru, yakni perasaan bahagia seperti saat awal pernikahan. Hal inilah yang terkadang membuat beberapa pasangan akhirnya melakukan perselingkuhan.
Rahasia Rumah Tangga Bahagia
Tentu Anda tidak ingin sampai terjadi hal seperti itu bukan? Lebih baik Anda melakukan hal yang tidak sampai terjerumus ke arah yang tidak diinginkan. Siapa yang tidak ingin hidup bahagia dalam berumahtangga? Jawabannya, tentu tidak satu pun manusia menghendaki yang sebaliknya. Semua pasangan yang sudah menikah tentu ingin bahagia, memiliki keluarga sakinah serta keluarga yang penuh berkah. Tetapi, bagaimana mewujudkan keberkahan dalam rumah tangga, ini yang setiap pasangan mesti benar-benar meneguhkan tekad untuk mewujudkannya.
Islam sendiri memerintahkan agar manusia yang menikah hendaknya mengurus keluarganya, agar tercipta rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Rumah tangga sakinah mawaddah dan rahmah adalah proses yang berkelanjutan dan harus dipertahankan bukan sekali tercapai dan terus menerus akan ada di setiap pasangan.
Kunci Rumah Tangga Bahagia
Islam adalah agama yang sempurna. Islam pun telah mengatur bagaimana mencapai keluarga bahagia dan berkah. Meski bukan perkara mudah, mencapai keluarga bahagia bukan berarti seseorang tidak bisa mewujudkannya. Kunci-kunci keluarga bahagia menjadi hal yang sangat penting bagi pasangan yang ingin meraih keberkahan dalam berumahtangga. Lalu, apa saja kunci-kunci rumah tangga bahagia tersebut? Berikut terdapat lima kunci rumah tangga bahagia, di antaranya:
1. Tujuan Rumah Tangga
Berumah tangga bukan perkara gampang. Namun, pasangan sebelum memutuskan untuk menikah alangkah lebih baiknya memikirkan bagaimana arah dan dengan apa rumah tangga ini akan dijalankan. Hal-hal dasar ini jika tidak ditentukan dari awal, maka tidak akan membuat rumah tangga menjadi satu kesatuan yang utuh karena tidak dibangun oleh dasar atau pondasi yang kuat.
Tujuan berumah tangga dari masing-masing pasangan haruslah jelas. Apa motif dan tujuannya. Adakah juga kesamaan tersebut ada. Perbedaan tujuan tentu menjadi potensi untuk meretakkan rumah tangga tersebut dan membuat rumah tangga tidak harmonis. Apa artinya jika hidup bersama namun berbeda tujuan. Untuk itu memperjelas tujuan adalah hal yang harus dilakukan agar mendapat kebahagiaan rumah tangga.
2. Niat untuk Ibadah
Dalam rumah tangga harus memiliki nilai-nilai dan landasan yang digunakan. Hal ini berperan untuk menghidupkan budaya di rumah tangga, menyelesaikan masalah yang ada, dan lain sebagainya.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, bahwa setiap amalan tergantung kepada niatnya. Niat yang buruk walaupun amalan terlihat baik tentu bernilai buruk dan keliru. Tentu saja hal ini tidak bisa menjadi pahala di hadapan Allah SWT.
Ada banyak niat yang dimiliki setiap orang untuk berumah tangga. Ada yang sekedar karena cinta manusia, ada yang karena harta, ada yang karena prestis, dan lain sebagainya. Tentu saja umat islam harus menjalankan rumah tangga atas niat karena ibadah. Niat ini tentunya adalah niat diatas segala niat.
Niat ibadah ini sebagaimana disampaikan Rasulullah bahwa menikah adalah menggenapkan setengah dien-agama. Untuk itu, menjalankan rumah tangga tentu saja bagian dari ibadah karena di dalamnya suami istri bisa saling membangun akhlak, mengingatkan, mensupport, menghasilkan keturunan, dan lain sebagainya.
3. Menjalankan Peran Istri
Kunci kebahagiaan yang juga sangat penting adalah menjalankan peran dari masing-masing suami istri, yaitu sesuai dengan kewajiban suami terhadap istri dan sebaliknya. Menjalankan peran istri tentu saja menjadi kunci kebahagiaan dari rumah tangga. Peran istri ini sangat penting karena selain dari melayani dan mensupport suami, istri ini juga berperan sebagai ibu dan pendidik bagi anak-anak.
Peran istri yang menjadi kunci yakni mengelola amanah dan harta suami, melayani dan mensupport pekerjaan suami, tentunya adalah pekerjaan yang halal, sebagai ibu jika sudah memiliki keturunan, dan berperan untuk mendidik anak-anak, memberikan kenyamanan dan kasih sayang pada suami, serta menjaganya dari perbuatan maksiat, tidak mempersulit suami dalam menghasilkan nafkah yang halal dan mengelola aset rumah tangga.
Peran dan fungsi tersebut sangat penting dan dibutuhkan dari kehidupan rumah tangga suami istri. Jika peran tersebut tidak dilaksanakan oleh istri, maka kebahagiaan dalam rumah tangga tentunya sulit untuk tercapai. Walaupun bukan kepala keluarga, istri juga memiliki peran penting dan mempengaruhi kebahagiaan rumah tangga. Untuk itu, hal-hal tersebut, sebagai peran istri harus dijalankan dengan baik.
Tips Rumah Tangga Bahagia
4. Menjalankan Peran Suami
Islam menjadikan laki-laki sebagai pemimpin dari wanita. Untuk itu, tugas-tugas dari suami adalah menjadi pemimpin keluarga, memberikan nafkah dan memastikan finansial keluarga dapat terpenuhi, memberikan nafkah batin pada istrinya, menjadi pendidik bagi istri dan anak anaknya dan mengatur keluarga dengan nilai-nilai yang sudah ditetapkan sebelumnya, sesuai dengan nilai-nilai islam.
Baca Juga: 12 Tips Keluarga Harmonis yang Paling Diidamkan
5. Saling Memahami dan Menutupi Kekurangan
Dalam rumah tangga, masing-masing suami dan istri memiliki karakter yang berbeda serta latar belakang yang bermacam-macam. Setiap suami dan istri pun mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap perbedaaan dan kekurangan maka tidaklah harus menjadi perdebatan dan menjadi hal yang membuat pertikaian atau perceraian. Masing-masing kekurangan harus ditutupi dengan kelebihan masing-masing. Tidak ada pasangan yang sempurna dan tidak ada pula rumah tangga yang pasti paling bahagia atau paling sempurna.