Pengalaman adalah guru terbaik. Begitulah kata bijak yang sering kita dengar. Memang benar, pengalaman adalah guru terbaik, karena secara langsung dapat kita rasakan. Tetapi, yang terbaik adalah belajar dari pengalaman atau cerita pengalaman dari orang lain .
Cerita atau pengalaman orang lain dapat kita ambil berbagai hikmahnya agar kita juga dapat menjemput kesuksesan dengan cepat jika itu menyangkut cerita atau pengalaman yang baik, dan dapat kita hindari atau minimalisir bahayanya jika cerita atau pengalaman itu menyangkut hal yang buruk. Jadi, dengan cerita atau pengalaman orang lain kita dapat memetik banyak manfaat.
Begitu pun, jikalau kita ingin mengulik sedikit kisah atau cerita di balik jilbab wanita. Pengalaman mereka selama memakai jilbab, atau bagaimana cara mereka konsisten untuk tetap mengenakan jilbabnya.
Cerita Jilbab
Postingan ini sebenarnya tidak ingin memberikan cerita atau narasi deskriptif mengenai cerita jilbab atau cerpen yang berkisah tentang jilbab. Postingan ini hanya ingin mengangkat fenomena atau beberapa permasalahan terkait dengan cerita di balik jilbab ini. Secara umum, cerita jilbab dapat di pisahkan menjadi dua yaitu :
Banyak alasan yang diutarakan oleh banyak wanita muslimah mengapa mereka tidak memakai jilbab, beberapa diantaranya :
1. Wanita yang menolak menggunakan kerudung atau jilbab biasanya beranggapan bahwa jilbab itu dianggap kuno dan ketinggalan jaman.
2. Ada pula wanita, di balik cerita kehidupannya tentang jilbab beranggapan bahwa jilbab itu tidak gaul. Alasannya ceritanya mirip-mirip dengan alasan pertama. Memakai jilbab tidak sesuai dengan mode fashion pakaian sekarang ini.
3. Cerita jilbab selanjutnya adalah, banyak pula wanita yang berpemahaman buat apa pakai jilbab kalau kita masih belum baik. Mereka menunggu menjadi baik dulu kemudian berjilbab. Pertanyaanya, kapan kita merasa baik ? Dan bagaimana ukuran baik yang bagaimana menurut Anda ?
Justru Anda, wanita muslimah menjadi baik ketika Anda berjilbab
4. Susah dapat kerja jika berjilbab. Ini cerita klasik tentang jilbab. Mereka menggadaikan kewajiban memakai jilbab dengan pekerjaan. Memang kita butuh dengan pekerjaan, tapi janganlah karena pekerjaan kita menjual agama kita.
5. Memakai jilbab membuat kepala panas, berketombe, dan lain sebagainya. Padahal, tidak bukti bahwa wanita yang berjilbab lebih banyak ketombenya daripada wanita yang tidak berjilbab.
Nah, itu cerita jilbab yang kontra terhadap jilbab, maksudnya banyak alasan dan mencari alasan untuk tidak memakai jilbab. Semoga, alasan-alasan kontra lain tidak bertambah agar peluang yang tidak memakai jilbab menjadi kurang.
Mereka yang pro dengan jilbab, wanita yang suka memakai jilbab semoga tiada tujuan lain mereka karena semata-mata ketaatan kepada Allah SWT. Adapun yang memakai jilbab karena semata fashion yang berkembang, aturan kantor atau sekolah yang mengharuskan, segera perbaiki dan luruskan niat dan tujuan. Berjilbab karena memang perintah dari ALLAH SWT.