5 Jenis Contoh Syair (Nasihat/Agama, Kiasan, Romantis/Cinta, Panji & Sejarah)

By | 08/28/2017

Contoh contoh syair dalam dunia sastra akan mengenalkan kita tentang salah satu jenis puisi lama yang paling terkenal.

Setidaknya terdapat 5 jenis contoh syair yakni syair panji, syair romantis (cinta), syair kiasan, syair sejarah dan syair agama (nasihat).

5 Contoh Syair

Pada kesempatan ini, kami akan menuliskan 5 contoh syair dalam dunia sastra Indonesia atau melayu. Secara umum, pengertian syair adalah bentuk puisi lama yang merupakan pengaruh dari kebudayaan arab.

Adapula yang menuliskan pengertian syair sebagai ungkapan hati, perpaduan antara imajinasi dan kalimat yang berirama, yang ditulis secara bebas.

  • Syair Agama atau Syair Nasihat

Syair agama tergolong syair terpenting terbagi menjadi empat yaitu syair sufi oleh Hamzah Fansuri dengan penyair-penyair sezaman; kedua adalah syair tentang ajaran Islam contohnya syair Sifat Dua Puluh; ketiga syair riwayat nabi (syair Anbiyah) antara lain syair nabi Allah dengan Firaun; dan yang keempat adalah syair nasihat yang berisi nasihat bagi pembaca contohnya syair nasihat laki-laki dan perempuan.

#Contoh Syair Agama atau Syair Nasihat
Contoh Syair Nasihat Karya Hamzah Fanzuri
Syair Perahu
Hamzah Fansuri*
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikad diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal diammu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Perteguh juga alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan air
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir
Perteguh jua alat perahumu
Muaranya sempit tempatmu lalu
Banyaklah di sana ikan dan hiu
Menanti perahumu lalu dari situ
Muaranya dalam ikanpun banyak
Di sanalah perahu karam dan rusak
Karangnya tajam seperti tombak
Ke atas pasir kamu tersesak
Ketahui olehmu hai anak dagang
Riaknya rencam[1] ombaknya karang
Ikanpun banyak matang menjarang
Hendak membawa ke tengah sawang
Muaranya itu terlalu sempit
Di mana kan lalu sampan dan rakit
Jikalau ada pedoman dikapit
Sempurnalah jalan terlalu ba’id[2]
Baiklah perahu engkau perteguh
Hasilkan penambat dan tali sauh
Anginnya keras ombaknya cabuh[3]
Pulaunya jauh tempat berlabuh
Lengkapkan pendarat dan tali sauh
Derasmu banyak bertemu musuh
Selebu[4] rencam ombak pun tabuh
La ilaha ‘il Allah akan tali yang teguh
Barang siapa bergantung di situ
Teduhlah selebu yang rencam itu
Pedoman betuli perahumu laju
Selamat engkau ke pulau itu
La ilaha ‘il Allah jua yang engkau ikut
Di laut keras topan dan ribut
Hiu dan paus di belakang menurut
Pertetaplah kemudi jangan terkejut
Laut Silan terlalu dalam
Di sanalah perahu rusak dan karam
Sungguhpun banyak di sana penyelam
Larang mendapat permata nilam
Laut Silan[5] wahid al-kahhar[6]
Riaknya rencam ombaknya besar
Anginnya songsongan membelok sengkar[7]
Perbaik kemudi jangan berkisar
Itulah laut yang maha indah
Ke sanalah kita semua berpindah
Hasilkan bekal kayu dan juadah
Selamatlah engkau sempurna musyahadah[8]
Silan itu ombaknya risah
Banyaklah ke sana akan berpindah
Topan dan ribut terlalu ‘azamah[9]
Perbetuli pedoman jangan berubah
Laut Kulzum terlalu dalam
Ombaknya muhit[10] pada sekalian alam
Banyaklah di sana rusak dan karam
Perbaiki na’am[11] siang dan malam
Ingati sungguh siang dan malam
Lautnya deras bertambah dalam
Angin pun keras ombaknya rencam
Ingati perahu jangan tenggelam
Jikalau engkau ingati sungguh
Angin yang keras menjadi teduh
Tambahan selalu tetap yang cabuh
Selamat engkau ke pulau itu berlabuh
Sampailah Ahad dengan masanya
Datanglah angin dengan paksanya
Berlayar perahu sidang budimannya
Berlayar itu dengan kelengkapannya
Wujud Allah nama perahunya
Ilmu Allah akan kurungnya
Iman Allah nama kemudinya
Yakin akan Allah nama pawangnya
Taharat[12] dan istinja[13] nama lantainya
Kufur dan maksiat air ruangnya
Tawakkul akan ALlah juru batunya
Tauhid itu akan sauhnya
La ilaha ‘il Allah akan talinya
Kamal[14] Allah akan tiangnya
Assalamu’alaikum akan tali lenggangnya
Taat dan ibadah anak dayungnya
Salawat akan nabi tali bubutannya
Istighfar[15] Allah akan layarnya
Allahu Akbar nama anginnya
Subhanallah akan lajunya
Wa` Llahu a`lam nama rantaunya
Iradat Allah nama bandarnya
Kudrat Allah nama labuhannya
Surga jannat al-na’im nama negerinya
Karangan ini suatu madah
Mengarangkan syair tempat berpindah
Di dalam dunia janganlah tam’ah[16]
Di dalam kubur berkhalwat sudah
Kenal dirimu di dalam kubur
Badan seorang hanya tersungkur
Dengan siapa lawan bertutur?
Di balik papan badan terhancur
Di dalam dunia banyaklah mamang[17]
Ke akhirat jua tempatmu pulang
Jangan disusahi emas dan uang
Itulah membawa badan terbuang
Tuntuti ilmu jangan kepalang
Di dalam kubur terbaring seorang
Munkar wa Nakir ke sana datang
Menanyakan apakah engkau sembahyang
Tongkatnya lekat tiada terhisab
Badanmu remuk siksa dan azab
Akalmu itu hilang dan lenyap
…[18]
Munkar wa Nakir bukan kepalang
Suaranya merdu bertambah garang
Tongkatnya besar terlalu panjang
Cambuknya banyak tiada terbilang
Kenal dirimu hai anak Adam!
Tatkala di dunia terangnya alam
Sekarang di kubur tempatmu kelam
Tiada berbeda siang dan malam
Kenal dirimu hai anak dagang!
Di balik papan tidur terlentang
Kelam dan dingin bukan kepalang
Dengan siapa lawan berbincang
La ilaha ‘il Allah itu firman
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian
Iman tersurat pada hati insan
Siang dan malam jangan dilalaikan
La ilaha` il Allah itu terlalu nyata
Tauhid ma’rifat semata-mata
Memandang yang gaib semuanya rata
Lenyapkan ke sana sekalian kita
La ilaha ‘il Allah jangan kau permudah
Sekalian makhluk ke sana berpindah
Da’im[19] dan ka’im[20] jangan berubah
Khalak[21] di sana dengan la ilaha ‘il Allah
La ilaha ‘il Allah jangan kaulalaikan
Siang dan malam jangan kausunyikan
Selama hidup juga engkau pakaikan
Allah dan rasul juga yang menyampaikan
La ilaha ‘il Allah itu kata yang teguh
Memadamkan cahaya sekalian rusuh
Jin dan setan sekalian musuh
Hendak membawa dia bersungguh-sungguh
La ilaha ‘il Allah itu kesudahan kata
Tauhid ma’rifat semata-mata
Hapuskan hendak sekalian perkara
Hamba dan Tuhan tiada berbeda[22]
La ilaha ‘il Allah itu tempat mengintai
Medan yang qadim[23] tempat berdamai
Wujud Allah terlalu bitai[24]
Siang dan malam jangan bercerai
La ilaha ‘il Allah itu tempat musyahadah
Menyatakan tauhid jangan berubah
Sempurnakan jalan iman yang mudah
Pertemuan Tuhan terlalu susah
Untuk memudahkan anda mengetahui syair nasihat Hamzah Fansuri dan maknanya berikut adalah keterangan kata-kata Melayu Lama dan Arab:
1. Rencam = kacau
2. Ba’id = jauh
3. Cabuh = ribut
4. Selebu = samudra
5. Laut Silan perumpamaan bagi Wujud Ketuhanan yang tidak terhingga
6. al-kahhar = berkuasa
7. Sengkar = balok, papan pelampung
8. Musyahadah = penyaksian Tuhan
9. Azamah = hebat, dahsyat
10. Muhit = meliputi, maha luas
11. Na`am = pengakuan, pengiyaan
12. Taharat = penyucian
13. Istinja` = bersuci
14. Kamal = sempurna
15. Istighfar = permohonan ampunan
16. Tam’ah = loba, rakus, tamak
17. Mamang = kabur, bingung
18. Teks asli terhapus
19. Da’im = kekal, senantiasa
20. Ka`im = teguh, kokoh
21. Khalaq = makhluq, yang dicipta
22. Maksudnya kehendak hamba-Nya tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan sebagaimana diperintahkan dalam agama
23. Qadim = kekal
24. Bitai = gaib
Makna Syair Perahu Hamzah Fansuri
Syair perahu menggambarkan manusia yang diibaratkan perahu yang mengarungi lautan dengan menghadapi segala macam rintangan. Berbagai rintangan hidup dalam mengarungi lautan tersebut harus dihadapi dengan tauhid dan ma’rifat kepada Allah.

  • Syair Romantis atau Syair Cinta

Syair romantis berisi tentang percintaan, pelipur lara, cerita rakyat. Contohnya syair Bidasari yang menceritakan seorang putri raja yang dilahirkan kemudian dibuang, setelah beberapa lama dicari oleh Putra Bangsawan yang tidak lain adalah saudaranya untuk bertemu kembali dengan ibunya yang telah berbuat dosa karena membuang Bidasari. Pertemuan terjadi. Akhirnya, Bidasari memaafkan ibunya yang menyesal telah membuang anak sendiri.
#Contoh Syair Romantis atau Syair Cinta
Contoh syair Bidasari yang merupakan salah satu contoh syair romantis atau syair cinta.
Dengarlah kisah suatu riwayat
Raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat
Ada raja sebuah negeri
Sutan Agus bijak bestari
Asalnya baginda raja yang bahari
Melimpahkan pada dagang biaperi
Kabar orang empunya termasa
Baginda itulah rasa perkasa
Tiada ia merasai sengsara
Entah kepada esok dan lusa
Seri paduka Sultan bestari
Setelah ia sudah beristri
Beberapa bulan beberapa hari
Hamillah puteri permaisuri
Demi ditentang duli mahkota
Mungkinlah hati bertambah cinta
Laksana mendapat bukit permata
Menentang istrinya hamil serta
Beberapa lamanya di dalam kerajaan
Senantiasa di bersuka-sukaan
Datanglah masa beroleh kedukaan
Baginda meninggalkan takhta kerajaan.
…….
Potongan syair Bidasari
Untuk memudahka anda memahami makna syair Bidasari di atas, berikut makna beberapa kata-kata di dalam syair tersebut.
1. Biaperi: saudagar (orang Hindu)
2. Termasa: tamasya
Makna Syair Bidasari
Tema syair Bidasari adalah tentang kasih sayang. Syair Bidasari menceritakan seorang putri raja yang dilahirkan (dibuang) setelah beberapa lama dicari oleh Putra Bangsawan yang tidak lain saudaranya untuk bertemu kembali dengan ibunya yang telah berbuat dosa karena membuang Bidasari. Pertemuan pun terjadi yang pada akhirnya Bidasari pun memaafkan ibunya.
Pesan yang ingin disampaikan syair Bidasari adalah kita harus selalu memaafkan kesalahan yang pernah dilakukan orang lain kepada kita.

  • Syair Kiasan

Syair kiasan ini berisi tentang kisah percintaan antara ikan, burung, bunga atau buah-buahan yang semuanya itu hanyalah simbolik yang terkandung di dalamnya, kiasan atau sindiran kepada peristiwa tertentu. 
Contoh syair Burung Pungguk yang mengandung cerita tentang suatu percintaan yang gagal akibat perbedaan kedudukan atau derajat seperti pungguk merindukan bulan. Hal tersebut ditujukan kepada seorang pemuda yang merindukan gadis yang tinggi derajatnya, terlukiskan oleh burung Pungguk yang jatuh hati kepada Putri Bulan yang menolak cinta Burung Pungguk, kemudian hanya dapat memandang Putri Bulan dari kejauhan.
#Contoh Syair Kiasan
Contoh Syair Burung Pungguk merupakan salah satu contoh syair kiasan. Berikut potongan syair Burung Pungguk.
Syair Burung Pungguk
Dengarlah Tuan mula rencana
Disuratkan oleh dagang yang hina
Karangan janggal banyak tak kena
Daripada paham belum sempurna
Daripada hari sangatlah morong
Dikarang syair seekor burung
Sakitnya kasih sudah terdorong
Gila merawan segenap lorong
Pertama mula pungguk merindu
Berbunyilah guruh mendayu-dayu
Hatinya rawan bercampur pilu
Seperti diiris dengan sembilu
Pungguk bermadah seraya merawan
Wahai bulan, terbitlah Tuan
Gundahku tidak berketahuan
Keluarlah bulan tercelalah awan
…….

  • Syair Sejarah

Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah terpenting tentang peperangan. 
Contoh syair perang Makassar yang duhulu bernama syair Sipelman yaitu sejarah yang berisi perang antara orang Makassar dan orang Belanda.
Syair Perang Mengkasar
Bismiâllah itu suatu firman
Fardulah kita kepadanya iman
Muttasil pula dengan rahman
Hasil maksudnya pada yang budiman
Rahman itu sifat
Tiada bercerai dengan kunhi zat
Nyatanya itu tiada bertempat
Barang yang bekal sukar mendapat
Rahim itu sifat yang sedia
Wajiblah kita kepadanya percaya
Barang siapa yang mendapat dia
Dunia akhirat tiada berbahaya
Al-hamduliâllah tahmid yang ajla
Nyatanya dalam kalam Allah ala
Madah terkhusus bagi hak taâ ala
Sebab itulah dikarang oleh wali Allah
Setelah sudah selesai pujinya
Salawat pula akan nabi-Nya
Di sanalah asal mula tajallinya
Kesudahan tempat turun wahyunya
Muhammad itu nabi yang khatam
Mengajak ke hadrat rabbi al-alam
Sesungguhnya dahulu nyatanya (kelam)
Dari pada pancarnya sekalian alam
Salawat itu masyhur lafaznya
Telah termazhur pada makhluknya
Allahumma salliâalaihi akan agamanya
Di sanalah nyata sifat jamalnya
Tuanku sultan yang amat sakti
Akan Allah dan rasul sangatlah bakti
Suci dan ikhlas di dalam hati
Seperti air ma’al-hayati.
Daulatnya bukan barang-barang
Seperti manikam yang sudah di karang
Jikalau dihadap sengala hulubalang
Cahaya durjanya gilang gemilang
Raja berani sangatlah bertuah
Hukumannya ‘adil kalbunya murah
Segenap tahun zakat dan fitrah
Fakir dan miskin sekalian limpah
Sultan di Goa raja yang sabar
Berbuat ‘ibadat terlalu gemar
Menjauhi nahi mendekatkan amar
Kepada pendeta baginda belajar.
Baginda raja yang amat elok
Serasi dengan adinda di telo’
Seperti embun yang sangat sejuk
Cahayanya limpah pada segala makhluk
Tiadalah habis gharib kata
Sempurnalah baginda menjadi sultan
Dengan saudaranya yang sangat berpatutan
Seperti emas mengikat intan
Bijaksana sekali berkata-kata
Sebab berkapit dengan pendeta
Jikalau mendengar khabar berita
Sadarlah baginda benar dan dusta
Kekal ikrar apalah tuanku
Seperti air zamzam di dalam sangku
Barang kehendak sekalian berlaku
Tenteranya banyak bersuku-suku
Patik persembahkan suatu rencana
Mohon ampun dengan karunia
Aturnya janggal banyak ta’kena
Karena ‘akalnya belum sempurna
Mohonkan ampun gharib yang fakir
Memcatatkan asma di dalam sya’ir
Maka patik pun berbuat sindir
Kepada negeri asing supaya lahir
Tuanku ampun fakir yang hina
Sindirnya tidak betapa bena
Menyatakan asma raja yang ghana
Supaya tentu pada segala yang bijaksana
Maka patik berani berdatang sembah
Harapkan ampun karunia yang limpah
Tuanku ampuni hamba Allah
Karena aurnya banyak yang salah
Tamatlah sudah memuji sultan
Tersebutlah perkataan Welanda syaitan
Kornilis Sipalman penghulu kapitan
Raja Palakka jadi panglima
Demikian asal mula pertama
Welanda dan Bugis bersama-sama
Kornilis Sipalman ternama
Raja Palakka menjadi panglima
Berkampunglah Welanda sekalian jenis
Berkatalah Jendral Kapitan yang bengis
Jikalau alah Mengkasar nin habis
Tunderu’ kelak raja di Bugis
Setelah didengar oleh si Tunderu’
Kata jenderal Welanda yang mabuk
Berbangkitlah ia yang duduk
Betalah kelak di medan mengamuk
Akan cakap Bugis yang dusta
Sehari kubedil robohlah kota
Habis kuambil segala harta
Perempuan yang baik bahagian beta
Jika sudah kita alahkan
Segala hasil beta persembahkan
Perintah negeri kita serahkan
Kerajaan di bone’Tunderu’ pohonkan
Setelah didengar oleh jenderal
Cakap Tunderu’ orang yang bebel
Disuruhnya berlengkap segala kapal
Seorang kapitan dijadikan amiral
Putuslah sudah segala musyawarat
Welanda dan bugis membawa alat
Beberapa senapang dengan bangat
Sekalian soldadu di dalam surat.
Tujuh ratus enam puluh soldadu yang muda-muda
Memakai kamsol cara Welanda
Rupanya sikap seperti Garuda
Bermuatlah ke kapal barang yang ada
Delapan belas kapal yang besar
Semuanya habis menarik layer
Turunlah angin barat yang besar
Sampailah ia ke negeri Mengkasar
Di laut Barombong kapal berlabuh
Kata si Bugis nati dibunuh
Jikalau raja yang datang menyuruh
Semuanya tangkap kita perteguh
Pada sangkanya Bugis dan Welanda
Dikatanya takut gerangan baginda
Tambahan Bugis orang yang bida’ah
Barang katanya mengada-ngada
Segala ra’yat yang melihat
Ada yang suka ada yang dahsat
Sekalian rakyat berkampung musyawarat
Masuk mengadap duli hadrat
Daeng dank are masuk ke dalam
Mengadap duli mahkota ‘alam
Berkampunglah segala kaum Islam
Menantikan titah Syahi ‘alam
Akan titah baginda sultan
Siapatah baik kita titahkan
Tanyakan kehendak Welanda syaitan
Hendak berkelahi kita lawan
Menyahut baginda Karaeng Ketapang
Karaeng we jangan hatimu bimbang
Jikalau Welanda hendak berperang
Kita kampungkan sekalian orang
Dititirlah nobat gendering pekanjar
Bunyinya gemuruh seperti tagar
Berhimpunlah ra’yat kecil dan besar
Adalah geger negeri Mengkasar
Bercakaplah baginda Keraeng Popo
Mencabut sunderikyang amat elok
Barang di mana ketumbukan si Tunderu’
Daripada tertawan remaklah habi
Karaeng garasi’ raja yang tua
Barcakap di hadapan anakanda ke dua
Barang kerja akulah bawa
Karena badanku pun sudahlah tua
Karaeng Bonto Majanang saudara Sultan
Sikapnya seperti harimau jantan
Barang ke mana patik dititahkan
Welanda dan Bugis saja kulaawan
Bercakap pula Karaeng Jaranika
Merah padam warnanya muka
Welanda Bugis anjing celaka
Haramlah aku memalingkan muka
Karaeng Panjalingang raja yang bijak
Melompat mencabut keris pandak
Jikalau undur patik nin kelak
Kepada perempuan suruh tempelak
Keraeng Bonto Sunggu raja elok
Bercakap di hadapan Raja Telo’
Biarlah patik menjadi cucuk
Welanda dan Bugis saja kuamuk
Keraeng Balo’ raja yang muda
Bercakap di hadapan paduka kakanda
Jikalau sekadar Bugis dan Welanda
Barang dititahkan patiklah ada
Akan cakap Keraeng Sanderabone
Mencabut sunderik baru dicanai
Jikalau sekadar Sopeng dan Bone
Tambah lagi Sula’ dengan Burne
Jikalau ia mau kemari
Sekapur sirih ia kuberi
Jikalau Allah sudah memberi
Si la’nat Allah kita tampari
Bercakap bage Keraeng Mandale
Ia berkanjar mencabut sunderik
Berdiri melompat seraya bertempik
Barang di mana dititahkan patik
Keraeng Mamu berani sungguh
Bercakap dengan kata yang teguh
Jikalau patik bertemu musuh
Pada barang tempat hambah bertutuh

  • Syair Panji

Syair panji berisi atau bercerita tentang keadaan yang terjadi dalam istana atau kerajaan, keadaan orang-orang yang ada atau berasal dari dalam istana. 
Contohya syair Ken Tambunan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambunan yang kemudian dijadikan persembahan kepada sang Ratu Kauripan.
#Contoh Syair Panji
Syair Ken Tambunan merupakan salah satu contoh syair panji.

Jika tuan menjadi air
Kakang menjadi ikan di pasir
Kata nin tiada kakanda mungkir
Kasih kakang batin dan lahir

Jika tuan menjadi bulan
Kakang menjadi pungguk merawan
Aria ningsun emas tempawan
Janganlah bercerai apalah tuan

Tuang laksana bunga kembang
Kakanda menjadi seekor kumbang
Tuanlah memberi kakanda bimbang
Tiadalah kasihan tuan akan abang

Jika tuan menjadi kayu rampak
Kakanda menjadi seekor merak
Tiadalah mau kakanda berjarak
Seketika pun tiada dapat bergerak

…..

Syair Ken Tambuhan adalah syair yang bercerita tentang puteri raja yang cantik, yang ditawan oleh raja Kuripan, dan dikurung dalam taman larangan istana. Putera raja yang bernama Raden Mentri kebetulan bertemu dengan Ken Tambuhan dan jatuh cinta padanya.

Ibunya yang takut puteranya akan kawin dengan orang tidak sederajat kemudian mengupah seseorang untuk membunuh Ken Tambuhan. Sang kaki tangan menyeret Ken Tambuhan ke luar kota, membunuhnya, dan meletakkannya di atas getek untuk dihanyutkan di sungai.

Raden Mentri yang menemukan jenazah Ken Tambuhan lalu bunuh diri. Para dewa yang mengetahui kisah ini merasa iba, dan menghidupkan mereka berdua.


Penutup

Cukup sekian penjelasan yang bisa kami sampaikan terkait dengan 5 jenis syair dan contoh contoh syair tiap jenis syair yang ada.

Semoga dengan membaca artikel ini, anda akan lebih paham mengenai contoh-contoh syair yang merupakan salah satu bentuk puisi lama yang pernah hidup dan terkenal di Indonesia dan di kebudayaan Melayu.